Sms Slot 1 Juta Dapat Berapa Dolar

Sms Slot 1 Juta Dapat Berapa Dolar

Zimbabwe resmi tak lagi menggunakan mata uang laamnya dan menggunakan mata uang baru yang disokong dengan emas. FOTO/TANTV

- Kondisi mata uang Zimbabwe saat ini tidaklah seburuk di tahun 2009 lalu, ketika negara tersebut mengalami hiperinflasi. Saat itu,

negara tersebut yaitu dolar Zimbabwe (ZWD) mengalami penurunan nilai secara drastis hingga USD1 yang jika dirupiahkan sekira Rp11.935, setara dengan Z$300.000.000.000.000.

Namun, negara di Afrika tersebut kemudian berhenti mencetak ZWDdan tak lagi mengakuinyasebagai mata uang resmi Zimbabwe. Sebagai gantinya, negara itu telah menggunakan mata uang baru yang disokong dengan emas yang disebut Zimbabwe Gold, atau kerap disingkat ZiG.

Dalam sejumlah situs kurs asing di tahun 2024, nilai tukar mata uang zimbabwe ke rupiah adalah, untuk 1 dolar Zimbabwe kini sama dengan Rp48 atau Rp50. Sehingga, untuk 1 juta dolar Zimbabwe, nilainya sekitar Rp48 juta.

Masalah Mata Uang Baru Zimbabwe

Meski telah mengganti dengan mata uang baru berkode ZiG, rupanya masalah nilai mata uang tidaklah selesai dengan mudah. Belum lama ini, nilai mata uang Zimbabwe yang didukung emas anjlok 44% pada September 2024.

Meski begitu seorang ekonom independen Zimbabwe dan mahasiswa doktoral di Universitas Riset Afrika di Zambia, Mupandawana mengatakan "membiarkan ZiG jatuh merupakan penyesuaian terhadap nilai riilnya dan cerminan keadaan ekonomi Zimbabwe yang sebenarnya.

Prosper Chitambara, ekonom senior di Institut Penelitian Tenaga Kerja dan Pembangunan Ekonomi Zimbabwe, mengatakan keputusan untuk membiarkan ZiG turun bisa berdampak positif bagi perekonomian dan merupakan tanda bahwa bank sentral membiarkan kekuatan pasar memainkan peran lebih besar dalam menentukan nilai mata uang negara.

Itulah nilai mata uang Zimbabwe jika dibandingkan rupiah saat ini, setelah negara tersebut mengganti mata uang lamanya.

Ketentuan lot dalam trading forex itu bersifat tetap.

Pilihan lot dalam trading forex bisa dilihat dalam tabel berikut ini:

Ketentuan lot yang tercantum di atas itu tidak berubah, berapa pun leverage yang kita gunakan untuk trading. Contohnya: Kalau kamu punya akun mikro, maka minimal pembelian 1 lot setara 1,000 USD, meskipun leverage 1:100 ataupun 1:200. Demikian pula seterusnya.

Kita bisa melakukan transaksi bernilai lebih dari 1 lot, tetapi itu akan tergantung pada berapa banyak jumlah modal yang kita punya. Umpamanya: Kamu punya modal USD100 dan menggunakan leverage 1:100, maka kamu bisa trading seolah-olah punya dana USD10.000.

Dengan dana sebesar itu, secara teoretis kamu bisa trading 10 lot mikro (karena 10x1000=10.000). Tapi kalau kamu benar-benar buka posisi sebanyak 10 lot mikro, maka posisi trading itu akan langsung tertolak karena adanya persyaratan margin minimum dari broker.

Bagaimana kalau kamu trading 9 lot mikro? Kamu mungkin bisa buka posisi trading itu, tetapi pasti akan langsung kena Margin Call (MC), karena semua modal dipakai untuk trading tanpa ada persediaan untuk menghadapi fluktuasi pasar.

Jadi, sebaiknya trading berapa banyak lot? Cukup 1 lot mikro saja. Kelihatannya kecil sekali, tetapi itu akan memberi kamu kesempatan untuk trading sambil mempelajari aturan main dalam trading forex.

Kalau menambah leverage, misalnya 1:500 atau 1:1000, apakah boleh menambah lot? Boleh saja. Tapi di sini kamu harus paham bahwa lot yang lebih banyak itu tidak lantas berarti kamu bakal cuan lebih besar. Daripada menggunakan leverage terlalu tinggi yang mengandung risiko lebih besar, lebih baik pakai leverage pas-pasan dan trading dengan 1 lot saja sampai kamu benar-benar ahli.

Hiperinflasi Zimbabwe

Dilansir dari River Learn, penyebab krisis hiperinflasi Zimbabwe adalah beberapa contoh kesalahan pengelolaan kebijakan oleh presiden Zimbabwe Robert Mugabe dan pemerintahannya.

Pada tahun 2000, pemerintah Zimbabwe menyita tanah dari pemilik pertanian kulit putih dan mendistribusikannya kembali kepada petani kulit hitam. Namun, banyak pemilik baru tidak memiliki pengalaman dan sumber daya untuk mempertahankan produktivitas pertanian.

Hal ini menyebabkan penurunan tajam dalam hasil pertanian. Ketidakmampuan sektor perbankan untuk memobilisasi dana untuk investasi dan pinjaman sebagian disebabkan oleh penjarahan politik oleh elit masyarakat dan pejabat pemerintah.

Tingkat keparahan hiperinflasi di Zimbabwe juga disebabkan oleh korupsi institusional dan kurangnya kepercayaan pada pemerintah dan mata uang. Hal tersebut membuat Zimbabwe mengalami hiperinflasi hingga 231 juta persen yang dikarenakan Bank Sentral Zimbabwe yaitu Reserve Bank of Zimbabwe (RBZ) mencetak uang secara rutin untuk mendanai defisit anggaran negaranya.

Akibatnya, mata uang Zimbabwe yaitu Dolar Zimbabwe (ZWD) mengalami penurunan nilai secara drastis hingga USD1 ditukar dengan Z$300.000.000.000.000 pada tahun 2009.Untuk memperbaiki kondisi ekonominya, Bank Sentral Zimbabwe kemudian memperbolehkan masyarakat menggunakan mata uang negara lain seperti dolar AS, renminbi China, rupee India, dolar Australia, yen Jepang dan rand Afrika Selatan sebagai alat pembayaran yang sah.

Kini ZWD tidak lagi dicetak atau diakui sebagai mata uang resmi Zimbabwe. Sebagai gantinya, negara itu telah menggunakan mata uang baru yang disokong dengan emas.